Thursday, October 26, 2017

Paragraf



PARAGRAF
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut,logis,dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap,utuh dan padu.

CIRI-CIRI PARAGRAF
1.      Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
2.      Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3.      Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
4.      Paragraf menggunakan pikiran penjelasan (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
Kalimat Topik dalam Paragraf
Penempatan kalimat topik dalam karangan yang terdiri beberapa paragraf dapat dilakukan secara bervariasi, pada awal, akhir, awal dan akhir. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengikuti alur penalaran sambil menikmati kesegaran karangan, tidak monoton, dan bersifat alami.

1.      Kalimat Topik pada Awal Paragraf
Kalimat topik pada awal paragraf pada umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus disebut kalimat penjelas. Isi kalimat ini berupa penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan, atau rincian dalam kalimat topik.

2.      Kalimat Topik pada Akhir Paragraf
Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya paragraf ini menyajikan kasus khusus, contoh penjelasan, keterangan atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topik. Dengan demikian paragraf ini menggunakan penalaran induktif.

3.      Kalimat Topik pada Awal dan Akhir Paragraf
Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Kalimat topik pada awal paragraf menimbulkan sifat deduktif, pada akhir menjadikan paragraf bersifat induktif, pada awal dan akhir menjadikan paragraf bersifat deduktif-induktif.







Tuesday, October 24, 2017

Sensasi, Persepsi dan Ilusi



Sensasi
Mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik (stimuli ).
Sensasi adalah simultan dari dunia luar yang dibawa masuk ke dalam sistem syaraf.
Sensasi dari dunia sebagai rantai pertama dalam tahapan kejadian yang selanjutnya melibatkan penyandian stimuli; penyimpanan informasi; pengubahan material; berfikir dan akhirnya memberikan reaksi sesuai pengetahuan yang didapatkan.
Objek-objek disekitar kita, kita tangkap melalui alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut.

Persepsi
Secara Etimologis, persepsi dalam bahasa Inggris perception, yang asal katanya dari bahasa Latin, percipere, artinya menerima atau mengambil.
Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi. Atau kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan, yang selanjutnya diinterpretasi.

Jenis–jenis Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.
1.      Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum.
2.      Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3.      Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4.      Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5.      Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa, didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

Prinsip-prinsip dalam Persepsi
1.      Figure & Ground (figure dan latar belakang).
Keberadaan suatu objek pengamatan menggejala sebagai suatu figure yang menonjol diantara objek-objek lain, baik karena sifatnya memang menyolok atau karena sengaja pengamat memusatkan perhatiannya pada objek tertentu.
2.      Pola Pengelompokan
Cara manusia mengelompokkan apa yang dipersepsinya dengan mengikuti hukum tertentu disebut Hukum Gestalt:
a.       Hukum Kesamaan Bentuk (Law of similiarity)
Objek-objek yang cirinya sebagian besar sama, akan cenderung diamati sebagai suatu totalitas.
            x x x x x x x x x x x x
            o o o o o o o o o o o
            x x x x x x x x x x x x
            o o o o o o o o o o o
b.      Hukum Kedekatan posisi (Law of proximity)
            Objek-objek dipersepsi yang berdekatan akan cenderung diamati sebagai suatu kesatuan.
            xx        xx        OO      OO
c.       Hukum Keutuhan (Law of Contiguity)
Walaupun hanya nampak sebagian atau terlihat sebagai sesuatu yang tidak sempurna, cenderung akan dilihat sebagai suatu yang sempurna.
3. Ketetapan (Constancy atau invariance)
Dalam teori Gestalt, manusia cenderung mempersepsikan segala sesuatu sebagai sesuatu yang tidak berubah, walaupun sebetulnya indra kita menangkap adanya perubahan.
Misalnya bertemu dengan kawan lama.

Tiga ketetapan dasar yang dikemukakan oleh psikologi Gestalt, yaitu :
1.      Konstansi Warna
2.      Konstansi tempat atau lokasi
3.      Konstansi Bentuk dan Ukuran
Ilusi
Perbedaan antara sensasi dan interpretasi (ilusi) terhadap pengalaman yang kita indera.
Perbedaan antara antara informasi yang diterima sistem sensorik kita dengan informasi yang diinterpretasi pikiran kita.
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
1.      Perhatian yang selektif
            Dalam kehidupan manusia akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya, namun tidak harus ditanggapi semuanya. Untuk itu, individu perlu memusatkan perhatiannya pada rangsang tertentu saja.
2.      Set (mental set)
            Kesiapan mental seseorang untuk menghadapi suatu rangsangan yang timbul dengan cara tertentu.
3.      Kebutuhan
            Seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
4.      Sistem Nilai
            Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh juga terhadap persepsi. Misalnya: cara berpakaian, gaya bicara, dll
5.      Gangguan Kejiwaan
Illusi adalah gejala yang normal.
Berbeda dengan halusinasi & delusi
Halusinasi: seakan-akan melihat (visual) atau mendengar (autidif) sesuatu.
Delusi : keyakinan bahwa dirinya menjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan realita.

Pengalaman Mahasiswa Mendapatkan Nilai Pertamanya

S ebelum aku bercerita tentang pengalamanku ketika pertama kali mendapatkan nilai di semester awa kuliah, ijinkah aku memperkenalkan diri...